NUSANTARAKITA.ID – Ada yang menarik dari acara penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang digelar oleh Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang pada tanggal 22 Agustus 2024 kemarin. Selaku penyelenggara, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unira telah berhasil mengemas acara penutupan KKN T dengan konsep yang inovatif berupa gebyar eksotika desa.
Acara ini bermaksud menyambut kedatangan 164 mahasiswa peserta KKN-T yang telah selesai melakukan pengabdian masyarakat di sebelas desa (11 kelompok) di Kabupaten Malang. Pada setiap kelompoknya para mahasiswa menampilkan beragam potensi desa tempat lokasi penyelenggaraan KKN mereka, menampilkan kekhas-an dari desanya sambil mengenakan pakaian tradisional khas masyarakat Jawa.
Berbagai ornamen dan replika khas lokalitas desa juga mereka sajikan dalam kirab eksotika desa tersebut. Acara menjadi semakin meriah karena kedatangan para mahasiswa KKN ini diiringi oleh kelompok kesenian Reog Gembong Singo Ludro dari desa Balesari kecamatan Ngajum.
Penampilan reog begitu menghibur seluruh civitas akademika Unira yang hadir. Didik selaku ketua kelompok seni Reog tersebut mengungkapkan kebahagiaannya karena telah diundang dalam gelaran acara ini.
Ia mengungkapkan, kami sangat senang dapat tampil di perguruan tinggi atau universitas semacam ini, biasanya paling banter kami hanya tampil di kecamatan atau Mall Ramayana, nah ini kami diberi kesempatan di kampus, kami sangat senang. Semoga kesempatan ini menjadi promosi bagi kelompok kesenian kami, ujarnya.
Selain atraksi Reog, acara gebyar eksotika desa juga dimeriahkan oleh penampilan Campurasi dari grup musik Sabha Nada dari Yayasan Purwa Saba Ananta. Grup musik ini menampilkan berbagai lagu klasik dan lagu kekinian dengan perpaduan instrumen musik modern dan tradisional.
Dafis Ubaidillah selaku SC panitia menyatakan kekagumannya dengan penampilan Sabha Nada ini. Menurut Dafis, grup musik yang memadukan instrumental musik modern dan tradisional dengan beberapa peralatan musik tradisional seperti gamelan, gong dan lain-lain ini semakin menambah kegemilangan suatu pertunjukan. Alat musik tradisional harus dapat kita pastikan tidak boleh punah, tegasnya.
Secara terpisah, Ari Kusuma Purwady selaku kordinator grup musik Sabha Nada mengungkapkan rasa senangnya karena dapat berkolaborasi dengan LPPM UNIRA Malang.
“Syukur alhamdulillah, kami sangat senang karena bisa berkolaborasi dengan pihak kampus khususnya LPPM dalam menggelar acara gebyar eksotika desa ini. Kami berkomitmen untuk terus menjaga tradisi dan budaya agar dapat terus lestari dan penampilan grup musik kami hari ini merupakan bagian dari upaya mendaratkan komitmen tersebut,” Ungkap Ari.
**) Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Nusantarakita.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp “Nusantarakita.id“, dengan cara klik kemudian ikuti