NUSANTARAKITA.ID – Pak Suyit, beliau merupakan salah satu petani kopi yang berada di Dusun Glagaharum, Desa Jambuwer. Pada tanggal 25 Juli 2024, KKN-T 11 Unira melakukan kunjungan kepada beliau guna untuk menggali data terkait petani kopi yang berada di Dusun Glagaharum. Pak Suyit pun menjelaskan bagaimana perjalanan beliau untuk merintis perkebunan kopi yang dimilikinya.
Pak Suyit (53 th) merupakan anggota aktif dari kelompok tani di Dusun Glagaharum. Beliau tergabung dalam kelompok Mekar Tani IV sejak tahun 1992. Kebun yang dimiliki oleh Pak Suyit kurang lebih 1/2 – 1 Ha.
Sebelum beliau menanam kopi, Pak Suyit sempat menanami lahan yang dimilikinya dengan tanaman coklat dan tebu. Alasan beliau menanam kopi sampai bisa bertahan saat ini karena kopi sangat fleksibel dalam perawatannya.
“Sebelum saya menanam kopi, saya pernah menanam Basiyah, Tebu, dan Coklat. Akhirnya beralih lahan ke tanaman kopi, karena menurut saya kopi sangat fleksibel dalam perawatannya, cocok dengan jenis kontur tanah disini dan walaupun harga kopi turun masih bisa menutupi harga beras.” Ujar Pak Suyit.
Selain menanam kopi beliau juga menanam tanaman yang lain atau bisa disebut dengan istilah tumpang sari.
Sistem tanam tumpang sari adalah salah satu usaha sistem tanam di mana terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam waktu relatif sama atau berbeda dengan penanaman berselang‐seling dan jarak tanam teratur pada sebidang tanah yang sama (Prasetyo et al. 2009).
Adapun tanamannya berupa Cengkeh, Merica, dan Lamtoro.
“Dalam proses penanaman atau perawatan pasca panen perlu mempunyai rasa kasih sayang yang artinya harus bisa adaptasi dan telaten dengan tanaman kopi. Sehingga hasilnya nanti akan bagus dan berkualitas.” Ucap Pak Suyit.
Beliau juga sering mengikuti kegiatan pelatihan KMJ untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu baru sehingga bisa meningkatkan usahanya dalam menanam kopi.
Beliau ingin mematahkan statement yang menganggap bahwa petani kopi itu adalah petani murahan, itulah alasan mengapa beliau semangat untuk mencari ilmu terkait kopi.
Terkait masa depan kopi di Desa Jambuwer, Pak Suyit berharap generasi kedepan mampu melanjutkan warisan nenek moyang dalam menjaga kelestarian tanaman kopi.
“Semoga generasi muda yang akan datang bisa melanjutkan warisan dari nenek moyang, sehingga warisan tersebut bisa tetap lestari.” Pungkasnya.
**) Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Nusantarakita.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp “Nusantarakita.id“, dengan cara klik kemudian ikuti.