NUSANTARAKITA.ID – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
PAUD juga memberikan layanan kepada anak usia dini untuk memberikan stimulasi-stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya.Anak usia dini disebut golden age karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik, sosial emosional, intelektual, dan bahasa berlangsung dengan sangat pesat (Slamet Suyanto, 2005: 6). Pada masa golden age juga merupakan waktu yang paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak (Siti Aisyah, 2010: 2). Rentang usia ini anak mudah menyerap dan menerima apapun yang diajarkan oleh orang-orang disekitarnya. Semua aspek perkembangan anak perlu dioptimalisasi karena pada masa ini merupakan masa peka bagi anak untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang akan berguna bagi kehidupannya kelak. Semua aspek perkembangan diharapkan dapat berkembang secara seimbang antara aspek yang satu dengan yang lainnya termasuk aspek perkembangan kognitif (Depdiknas, 2010: 1).
Dalam aspek perkembangan kemampuan kognitif, khususnya dalam kemampuan membilang yaitu merangsang anak untuk mengenali, memahami dan menggunakan simbol tertulis dari matematika atau berhitung yang amat penting dalam kehidupan kita, setiap hari, bahkan setiap menit menggunakan matematika. Belanja, menghitung benda, waktu, tempat, jarak, dan kecepatan merupakan fungsi matematis. Memahami grafik, tabel juga merupakan fungsi matematika. Dengan kata lain matematika sangat penting bagi kehidupan kita (Slamet Suyanto, 2005: 56).
Berdasarkan standar tingkat pencapaian perkembangan anak (Depdiknas;2009) pengenalan “Bilangan” termasuk pada ruang lingkup perkembangan kognitif, pada kelompok usia 18 = < 24 bulan anak dikenalkan pada bilangan yaitu membilang sampai lima selanjutnya usianya bertambah tingkat pencapaian perkembangan kognitifpun berkembang menginjak kelompok usia 3 – < 4 tahun pencapaian perkembangan kognitif mengenal konsep banyak dan sedikit; selanjutnya menginjak pada kelompok usia 4 – < 5 tahun tingkat pencapaian kognitif pada konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf yaitu (1) mengetahui konsep banyak dan sedikit; (2) membilang banyak benda satu sampai sepuluh;(3) mengenal konsep bilangan; (4) mengenal lambang bilangan; (5) mengenal lambang huruf. Selanjutnya menginjak pada kelompok usia 5 – ≤ 6 tahun tingkat pencapaian perkembangan kognitifnya (1) menyebutkan lambang bilangan 1 – 10; (2) mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.
Salah satu stimulasi yang perlu dilakukan untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak yaitu dengan mengenalkan angka-angka dengan membilang kepada anak usia dini. Untuk mengenalkan angka-angka kepada anak usia dini agar anak merasa senang dan tertarik, maka perlu inovasi dan kreativitas guru dalam merancang pembelajaran dan menciptakan media pembelajaran. Karena dengan menciptakan suatu pembelajaran dan media pembelajaran inovatif dan kreatif maka pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik anak, dan memudahkan anak untuk memahami mengenal lambang bilangan .
Media pembelajaran merupakan alat yang mempunyai fungsi tersendiri dalam pembelajaran yang digunakan tujuan yang ingin disampaikan guru kepada anak dapat lebih mudah dan cepat. Media pembelajaran digunakan untuk mengkonkretkan benda-benda yang abstrak sehingga pengetahuan anak lebih berkualitas karena adanya media pembelajaran anak menjadi aktif melakukan kegiatan. Dalam hal ini salah satu media yang dapat memudahkan dan menarik anak dalam mengenal lambang bingan yaitu media papan raba.
Media papan raba adalah suatu media papan yang berisi angka bertekstur kasar serta berwarna-warni dan digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan pada anak.
Menurut Sudjana dan Rivai (2002:2), manfaat media papan raba yaitu:
- a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga apat menumbuhkan motivasi
- b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
- c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam
- d) anak dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
Cara penggunaan papan raba dalam kegiatan belajar yaitu
- Anak meraba pada setiap angka pada papan raba
- Anak menyebutkan setiap angka pada papan raba yang sudah di raba
- Anak dapat meniru dan menulis angka yang sudah di raba pada papan raba, contoh anak meraba angka 2 kemudian anak menulis angka 2
- Anak dapat mengambil gambar benda sesuai angka yang sudah di raba pada papan raba