NUSANTARAKITA.ID – Membahas, berdiskusi, atau mendengar ceramah tentang perilaku kehidupan Nabi Muhammad Saw dari segi ketauhidan (teologi), kejujuran, kesederhanaan, toleransi, apalagi ketaatan beribadah adalah sesuatu yang sering kita dengar. Selain ketaatan nabi dalam beribadah, ada hal lain yang jarang di singgung penceramah yaitu nabi merupakan ekonom yang handal dan ulung.
Setiap kali ceramah agama digelar, khususnya peringatan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad Saw sifat dan akhlak mulia beliau pasti menjadi tema utama. Tentu telah menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu merefresh diri mendengar keteladanan Rasulullah dalam segala aspek kehidupan. Beliau adalah manusia agung serta paripurna yang menjadi panutan setiap insan di muka bumi.
Akan tetapi, tidak fair kiranya jika mengkaji keteladanan Rasulullah hanya dari aspek di atas. Sulit dan jarang sekali terdengar dalam khotbah atau ceramah, kecuali di kota-kota besar, kampus, dan seminar yang membahas keteladanan Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau ternyata juga seorang ekonom yang sangat ulung. Padahal sebagai ekonom, Nabi Muhammad juga sangat relevan dan patut untuk dikaji, dieksplorasi.
Betapa tidak, krisis ekonomi global yang sedang melanda dunia saat ini seharusnya membuka mata kita untuk mulai melihat dan mencontoh keberhasilan Rasullullah dalam membangun peradaban ekonomi.
Nabi Muhammad sang ekonom sejati, untuk menyebut Nabi Muhammad Saw sebagai ekonom ulung dan patut ditiru jejak nya, tentu kita harus tahu sepak terjang beliau sebagai pelaku pasar.
Beliau bisa dijuluki ekonom ulung karena beliau mampu memberi suri tauladan dalam hal perekonomian umat. Beliau tidak sekadar berteori dalam hal perekonomian umat, tetapi juga sudah terbukti sukses dalam ranah praktiknya.
Sistem ekonomi Islam yang dibawa beliau telah dipraktikkan dalam rekam jejak serta diteorikan dalam sabda-sabda beliau yang telah sampai kepada kita , melalui ceramah ceramah agama. Pendeknya, Nabi Muhammad Saw sungguh telah berhasil sebagai ekonom, sebagai pengusaha dalam tataran praktis, juga sebagai cendekia dalam tataran teori.
Baca juga : Daftar Caleg Berpeluang Lolos DPRD Kabupaten Malang
Menurut cerita yang saya dapatkan dari jagongan (berdiskusi), aktivitas bisnis Rasulullah Saw berlangsung hingga beliau berumur 37 tahun. Jika di hitung karier Muhammad Saw sebagai pedagang dari usia 12 tahun hingga 37 tahun, berarti karier bisnis Muhammad dilakoni selama 25 tahun.Tentu bilangan ini lebih panjang dari masa tugas kerasulannya yang hanya 23 tahun, yakni dari umur 40 tahun hingga 63 tahun.
Dari rekam jejak di atas , muncullah teori-teori ala sang rasul Muhammad Saw bahwa dalam berdagang harus mengutamakan kejujuran , tidak boleh gharar , di larang riba , tidak boleh menjual barang haram serta adanya sebuah perjanjian yang di sebut piagam madinah dan masih banyak lagi yang lainnya yang mungkin sering di bahas oleh teman teman mahasiswa ekonomi syariah.
Dari keterangan yang penulis rangkum diatas sangat lah jelas bahwa nabj Muhammad merupakan seorang ekonom ulung . Pada cerita singkat ini penulis mengajak mari kita meneladani Rasulullah tidak hanya dari sisi sisi ketaatan , ketauhidan serta peribadatan saja namun marilah kita bersama sama meniatkan diri untuk belajar meneladani rasullullah dari sisi ekonomi . Sebagaimana dalam salah satu sabdanya rasulullah mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh rezeki terletak pada perdagangan, sedangkan perdagangan adalah ujung tombak sebuah perekonomian.