Scroll untuk baca artikel
Uncategorized

Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Membangun Minat Berolahraga Dikalangan Anak Muda

×

Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Membangun Minat Berolahraga Dikalangan Anak Muda

Sebarkan artikel ini
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) memiliki peran strategis dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Olahraga memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kemampuan sosial dan emosional.

Abstrak

NUSANTARAKITA.ID – Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Dalam Membangun Minat Berolahraga Dikalangan Anak Muda

Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki peran strategis dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Olahraga memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kemampuan sosial dan emosional.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat berolahraga di kalangan anak muda telah mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya kesadaran tentang pentingnya olahraga, kurangnya fasilitas olahraga yang tersedia, serta kurangnya motivasi untuk berolahraga.

Oleh karena itu, peran Dinas Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda sangat penting. Hasil penelitian peran DISPORA dalam meningkatkan minat olahraga generasi moda diawali dengan sistem pembinaan keolahragaan pada umumnya menganut dua hal yakni sistem pembinaan olahraga yang menonjolkan pada olahraga elit (Elit Sport) dan pembinaan olahraga yang memfokuskan pada budaya gerak ( sport and movement culture).

Kemudian, perbaikan sarana dan prasarana olahraga juga merupakan salah satu usaha yang sangat fundamental dalam pelaksanaan olahraga, tanpa adanya fasilitas yang memadai maka atlet tidak mungkin tersalurkan bakatnya dalam latihan secara maksimal.

Kata Kunci: anak muda, olahraga, minat

Abstract

The Youth and Sports Department has a strategic role in increasing interest in sports among young people.

Exercise has a significant positive impact on physical and mental health, as well as improving social and emotional abilities. In recent years, interest in sports among young people has decreased significantly.

This is caused by various factors, such as a lack of awareness about the importance of exercise, a lack of available sports facilities, and a lack of motivation to exercise. Therefore, the role of the Youth and Sports Department in increasing interest in sports among young people is very important.

The results of the research on DISPORA’s role in increasing interest in sports among the fashion generation begin with the sports coaching system which generally adheres to two things, namely a sports coaching system that emphasizes elite sports (Elit Sport) and sports coaching that focuses on movement culture (sport and movement culture).

Then, improving sports facilities and infrastructure is also a very fundamental effort in the implementation of sports, without adequate facilities it is impossible for athletes to channel their talents in training optimally.

Keywords: young people, sports, interests

 

  1. Pendahuluan

Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki peran strategis dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Olahraga memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kemampuan sosial dan emosional (Sari et al., 2024). Di Indonesia, olahraga juga memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi nasional dan mempertahankan keamanan nasional (Ma’mun, 2014).

Dalam beberapa tahun terakhir, minat berolahraga di kalangan anak muda telah mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya kesadaran tentang pentingnya olahraga, kurangnya fasilitas olahraga yang tersedia, serta kurangnya motivasi untuk berolahraga.

Oleh karena itu, peran Dinas Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda sangat penting.

Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki peran strategis dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Mereka dapat berperan sebagai pengembang bakat, pelatih, dan motivator bagi para atlet muda. Dengan demikian, Dinas Pemuda dan Olahraga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak muda melalui olahraga, serta meningkatkan prestasi olahraga daerah (Juliansyah, 2021).

Pada beberapa tahun terakhir, Dinas Pemuda dan Olahraga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Mereka telah mengadakan berbagai kegiatan, seperti pelatihan olahraga, kompetisi olahraga, dan pengembangan bakat.

Selain itu, Dinas Pemuda dan Olahraga juga telah berupaya meningkatkan kualitas fasilitas olahraga yang tersedia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga.

Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Salah satu tantangan yang paling signifikan adalah kurangnya sarana dan prasarana olahraga yang tersedia.

Oleh karena itu, Dinas Pemuda dan Olahraga harus terus berupaya meningkatkan kualitas fasilitas olahraga yang tersedia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga.

Namun, Dinas Pemuda dan Olahraga menghadapi beberapa masalah dan tantangan dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Beberapa di antaranya adalah Keterbatasan Sumber Daya dimana Dinas Pemuda dan Olahraga menghadapi keterbatasan sumber daya, termasuk dana, sarana, dan prasarana, yang dapat menghambat upaya meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda (Riyoko & Ghani, 2022).

Kemudian masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga dapat menghambat upaya meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda (Mulyana et al., 2024). Lalu, keterbatasan akses ke sarana dan prasarana olahraga dapat menghambat upaya meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Hal ini diperkuat dengan kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas lingkup kepemudaan dan olahraga dapat menghambat upaya meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Dalam laporan ini, penulis akan membahas peran Dinas Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Penulis akan membahas berbagai upaya yang telah dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga, serta tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.

Dengan demikian, penulis berharap dapat memberikan kontribusi pada upaya meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda. Dalam rangka meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda, disusunnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan beberapa tujuan dan manfaat yang diharapkan.

Beberapa di antaranya adalah meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda melalui berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan, meningkatkan prestasi nasional melalui meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga melalui berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan dan meningkatkan akses ke sarana dan prasarana olahraga melalui berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan.

 

  1. Kajian Pustaka
  1. Minat

Menurut (Simbolon, 2014) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang.

Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu :

(1) Berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda

(2) Perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif dan tidak negatif

(3) Berbagai perasaan yang memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.

(Lena et al., 2020) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya (Suharyat, 2009).

Menurut Semiawan (Susilowati, 2010:29), Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik.

Menurut Sandjaja (Ikbal, 2011:13) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitasaktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan.

Selain itu, minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.

Menurut Widyastuti (Ikbal, 2011:12) menyatakan minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Hurlock (2004:114) berpendapat bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu menguntungkan, mereka merasa berminat.

Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini tidak segera tampak bagi orang dewasa.

Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya, semakin sering minat di ekspresikan dalam kegiatan semakin kuatlah ia.

Sebaliknya, minat akan padam bila tidak disalurkan. Mappiare (Susilowati, 2010:29), mengatakan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, kecenderungan lain yang mengarahkan individu terhadap pilihan tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.

Dan minat juga merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pedirian, prasangka dan rasa takut. Karena minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons yang tertarik pada situasi atau obyek.

  1. Ciri-ciri Minat

Dari beberapa pengertian minat, diketahui bahwa minat memiliki ciri-ciri dan karakteristik tertentu yang akan membedakan dengan pengertian lain seperti motivasi,dan dorongan emosional lainnya.

Menurut Crow & Crow (Hurlock, 1994: 215) ciri-ciri minat antara lain :

  1. Perhatian terhadap obyek yang diminati secara sadar dan spontan, wajar tanpa paksaan. Faktor ini ditunjukkan dengan perilaku tidak goyah oleh orang lain selama mencari barang yang disenangi. Artinya tidak mudah tebujuk untuk berpindah ke selainnya.
  2. Perasaan senang terhadap obyek yang menarik perhatian. Faktor ini ditunjukkan dengan perasaan puas setelah mendapatkan barang yang diinginkan.
  3. Konsistensi terhadap obyek yang diminati selamaobyek tersebut efektif bagi dirinya.
  4. Pencarian obyek yang diminati, faktor ini ditunjukkan dengan perilaku tidak putus asa untuk mengikuti model yang diinginkan.
  5. Pengalaman yang didapat selama perkembangan individu dan bersifat bawaan, yang dapat menjadi sebab atau akibat dari pengalaman yang lalu, individu tertarik pada sesuatu yang diinginkan karena pengalaman yang dirasa menguntungkan bagi dirinya

Dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat diperoleh dari adanya konsistensi terhadap obyek secara sendiri, spontan, wajar dan tanpa paksaan. Adanya konsistensi tersebut diperoleh dari pengalaman yang diperoleh selama masa perkembangan individu dan tidak bersifat bawaan.

  1. Olahraga

“Olahraga berasal dari dua suku kata, yaitu olah dan raga yang berarti memasak atau memanipulasi raga dengan tujuan membuat raga menjadi matang” (Ateng dalam Husdarta, 2010: 145).

Olahraga digunakan untuk segala bentuk kegiatan aktivitas fisik, yang dapat dilakukan di darat, air, maupun udara. Sementara itu Kemal dan Supandi dalam Husdarta (2010: 146) menjelaskan bahwa “olahraga pada hakikatnya adalah aktivitas otot besar yang menggunakan energi tertentu untuk meningkatkan kualitas hidup”.

Definisi lain dari olahraga menurut Lutan dalam Husdarta (2010: 46) bahwa “olahraga adalah perluasan dari permainan”. Hal ini berarti olahraga merupakan kegiatan yang lebih kompleks dan terstruktur dari sebuah permainan.

Olahraga merupakan bentuk lain dari aktivitas fisik, tetapi jauh lebih terstruktur daripada latihan, karena olahraga memiliki seperangkat peraturan dan umumnya melibatkan adanya kompetisi (Hagger & Chatzisarantis, 2005: 8).

Sementara pengertian lain dari olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin yang cenderung merupakan sebuah rumusan dari sudut pandang olahraga kompetitif (Husdarta, 2010: 133).

“Istilah olahraga mencakup pengertian yang luas bukan hanya olahraga kompetitif, tetapi juga aktivitas pada waktu senggang sebagai pelepas lelah dan kegiatan pembinaan kebugaran jasmani” (Husdarta, 2010: 134).

Olahraga 16 sangat terkait dengan beberapa hal yakni pertama, olahraga adalah aktivitas fisik, kedua olahraga adalah aktivitas kompetitif, dan ketiga olahraga adalah aktivitas yang dilembagakan (Anwar, 2009: 53).

Kata lain istilah olahraga tidak digunakan bukan hanya sebagai pengertian dalam hal olahraga kompetitif yang sempit, karena di dalamnya terdapat sebuah aktivitas fisik yang terorganisasi dan tidak resmi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan olahraga berari sebuah aktivitas fisik yang terstruktur, sehingga dapat meningkatkan fungsifungsi organ tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran, dalam upaya untuk menjadikan manusia seutuhnya dan tidak mencakup akifitas olahraga kompetitif yang terorganisasi.

  1. Metode

Dalam rangka meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda, melalui laporan ini Dinas Pemuda dan Olahraga menggunakan beberapa metode yang efektif. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pengamatan: Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan pengamatan terhadap kegiatan dan program yang diselenggarakan untuk meningkatkan minat berolahraga di kalangan anak muda.
  2. Wawancara: Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan wawancara dengan anak muda dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya olahraga.
  3. Kegiatan Sosialisasi: Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga.
  4. Pengawasan dan Evaluasi: Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas lingkup kepemudaan dan olahraga untuk meningkatkan kualitas program yang diselenggarakan.
  1. Hasil dan Pembahasan

Proses Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan

Pembinaan dan pengembangan olahraga pada anak muda sebagai langkah awal pembinaan mengarah pada pembinaan prestasi. Hal ini tentu tidak terlepas dari sistem pembinaan, tenaga keolahragaan, sarana prasarana dan pendanaan.

  1. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga dalam Sistem Pembinaan Keolahragaan

Sistem pembinaan keolahragaan pada umumnya menganut dua hal yakni sistem pembinaan olahraga yang menonjolkan pada olahraga elit (Elit Sport) dan pembinaan olahraga yang memfokuskan pada budaya gerak ( sport and movement culture).

Olahraga elit dicirikan adanya kompetisi dan maksimalisasi prestasi. Kemenangan merupakan sesuatu yang di agungkan, apapun bentuknya. Dampak negatif yang ada seperti penggunaan obat perangsang (doping), eklsploitasi fisik dan kekerasan.

Medali secara faktual memang merupakan ukuran keberhasilan, namun hanyalah sebagian, dan bukan segala-galanya. Selain itu, bangunan olahraga sebagai sebuah sistem bukan hanya menyangkut olahraga prestasi saja, tetapi juga olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan. Sementara dua bangunan olahraga tersebut tidak harus berujung pada prestasi olahraga.

Keterkaitan empat dimensi dasar pembangunan olahraga, seperti partisipasi, ruang terbuka, kebugaran, dan sumber daya manusia tersebut sangat erat sekali. Satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dan akan bermuara kepada peningkatan atlit berprestasi di bidang olahraga. Langkah langkah dalam mewujudkan tujuan tersebut dapat ditempuh melalui beberapa tahap yaitu :

  1. Pemassalan

Pembinaan dan pengembangan olahraga mengacu pada 3 jalur yaitu Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi dan Olahraga Prestasi. Olahraga Pendidikan merupakan jalur utama sebagai dasar dan proses awal dari sebuah pembinaan sangat berkaitan erat dengan upaya-upaya pengembangan olahraga yang lebih diarahkan pada pencapaian tujuan tujuan pendidikan melalui kegiatan olahraga, sehingga dapat berdampak secara langsung pada pengembangan kualitas sumber daya manusia di lingkungan persekolahan.

  1. Pembibitan / Pemanduan Bakat

Pemanduan bakat bertujuan untuk memprediksi dengan tingkat peluang sukses yang optimal dalam rangka mengikuti dan menyelesaikan program latihan (proses) dan mencapai prestasi puncak yang ditargetkan (produk). Bakat selain berkaitan dengan manusia sebagai suatu keutuhan. Kriteria bakat dapat merinci seseorang dan melepaskan bagian-bagian penting dari kepribadiannya.

  1. Pembinaan Lanjutan

Seorang atlit menjadi juara disebabkan karena adanya konvergensi antara atlit yang berbakat dan proses pembinaan yang benar, dengan perbandingan sumbangan atlet 60% dan porsi pembinaan 40%. Atlit menjadi juara karena dibuat, bukan terlahir sebagai juara. Atlit yang dapat mencapai prestasi tinggi karena memiliki kemampuan memaksimalkan efisiensi fisik dan mentalnya serta kemampuan teknik dan taktiknya, beradaptasi dengan sistem, metode, dan bentuk latihan yang terorganisasi, direncanakan secara bertahap, objektif, dan berkesinambungan.

  1. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Perekrutan Tenaga Keolahragaan

Perekrutan guru olahraga dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) atas usulan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Pengangkatan guru tersebut didasarkan pada kebutuhan dan keperluan. Namun demikian jumlah guru yang di angkat menjadi pegawai negeri sipil tidak memadai bahkan dalam segi kualitas terkadang menjadi pertimbangan tersendiri.

  1. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Penyediaan Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana olahraga merupakan hal yang sangat fundamental dalam pelaksanaan olahraga, tanpa adanya fasilitas yang memadai maka atlet tidak mungkin tersalurkan bakatnya dalam latihan secara maksimal. Sejauh ini sarana prasarana yang dimiliki oleh pengurus maupun pelatih yang dipergunakan sangat minim serta tidak memenuhi standart / kualitas yang ada. Kenyataannya fasilitas, sarana prasarana yang dimiliki oleh pemerintah maupun cabang olahraga masih jauh dari kata memadai.

  1. Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Pendanaan

Sumber pendanaan keolahragaan ditentukan berdasarkan prinsip kecukupan dan keberlanjutan. Dana keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Faktor Yang Mempengaruhi Peran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Melakukan Pembinaan Prestasi Olahraga

  1. Faktor Pendukung
  2. Faktor Kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Pontianak Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah ( SOPD ), serta Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas, dimana penyelenggaraan keolahragaan di serahkan dan menjadi tanggung jawab pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga agar melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan olahraga. Kebijakan pembinaan yang sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut secara nasional termaktub dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
  3. Faktor Potensi Daerah Atlit adalah seseorang yang telah melakukan pelatihan dari salah satu cabang olahraga secara kontinyu dalam waktu tertentu serta telah menunjukkan peningkatan prestasi secara terhadap. Atlit telah mulai berlatih sejak usia dini yaitu umur 8 sampai umur 10 tahun dan mencapai prestasi puncak pada umur 18 sampai umur 24 tahun.
  4. Faktor Kerjasama Pembinaan keolahragaan ini tidak dapat lagi ditangani secara sepihak, dan ini melibatkan dari beberapa elemen yang sinergis, terarah dan mempunyai tujuan yang sama. Penggalangan sumber daya keolahragaan dilakukan melalui pembentukan dan pengembangan hubungan kerja para pihak terkait secara harmonis, terbuka, dan saling memahami keberadaan masing masing.

Dari peran-peran diatas, melihat keseriusan dari dispora atau Dinas Pendidikan dan Olahraga akan membuat minat kalangan muda terhadap olahraga dapat meningkat. Hal ini dikarenakan terdapat kejelaskan atau keruntutan karir berkelanjutan dalam dunia olahraga sehingga anak muda yang memiliki potensi yang berangkat dari hobi olahraga mereka dapat menjadi lebih terarahkan. Seperti yang kita tahu bahwa karir di dunia olahraga saat ini akan disanjung apabila sedang on fire atau naik daun, namun apabila karir atlit sudah redup maka akan dianggap remeh dan tidak diberdayakan oleh negara.

  1. Kesimpulan

Untuk kelangsungan pembinaan dan pengembangan olahraga dalam meningkatkan prestasi, saran yang dapat disampaikan dalam skala prioritas, yakni :

  1. Kualitas Sumber Daya Manusia Agar memadai baik jumlah maupun kualitas, perlu adanya peningkatan mutu melalui pendidikan, latihan maupun penataran pelatih dan wasit serta tenaga keolahragaan lainya sehingga mempunyai pengalaman pengelolaan dan managemen keolahragaan.
  2. Komplek Latihan Idealnya, dalam peningkatan prestasi olahraga perlu adanya pemusatan latihan (training camp) dalam format sport centre ini dimiliki oleh Kabupaten Pontianak, didasarkan prestasi yang diraih dan dijadikan sebagai olahraga unggulan.
  3. Sistem Pembinaan Intensif Kurikulum Pendidikan di sekolah dalam pelajaran olahraga dibedakan menjadi dua (2) yaitu Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler. Intrakurikuler dijalankan dengan tujuan meningkatkan derajat kebugaran bagi siswa. Sedangkan Ekstrakurikuler dilakukan untuk menyalurkan bakat dan minat.
  4. Anggaran Hal yang tak bisa dipisahkan dari pembinaan adalah penghargaan kepada mereka yang telah berkorban baik tenaga, waktu, bahkan biaya dalam proses latihan. Penghargaan yang memadai terhadap pengabdian dan perjuangan mereka menjadikan mereka lebih manusiawi, tidak terkesan habis manis sepah di buang.
  1. Daftar Pustaka
  2. Juliansyah, F. K. (2021). ANALISIS STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA TERHADAP PENGELOLAAN GELANGGANG OLAHRAGA (GOR) SAKTI ALAM KERINCI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI ATLET DI KABUPATEN KERINCI: FIRDHAL KHALVY JULIANSYAH, S. AP. Jurnal Administrasi Nusantara Maha, 3(4), 84-92.
  3. Lena, I. M., Anggraini, I. A., Utami, W. D., & Rahma, S. B. (2020). Analisis minat dan bakat peserta didik terhadap pembelajaran. Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 7(1), 23-28.
  4. Ma’mun, A. (2014). Perspektif Kebijakan Pembangunan Olahraga dalam Era Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional di Indonesia. ATIKAN, 4(2).
  5. Mulyana, A., Lestari, D., Pratiwi, D., Rohmah, N. M., Tri, N., Agustina, N. N. A., & Hefty, S. (2024). Menumbuhkan Gaya Hidup Sehat Sejak Dini Melalui Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia, 2(2), 321-333.
  6. Riyoko, E., & Al Ghani, M. (2022). Kebijakan Pemerintah Pada Bidang Olahraga Di Musi Banyuasin. Bening Media Publishing.
  7. Sari, Y. Y., Ulfani, D. P., & Ramos, M. (2024). Pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Terhadap Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Tunas Pendidikan, 6(2), 478-488.
  8. Simbolon, N. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik. Elementary School Journal, 1(02), 14-19.
  9. Suharyat, Y. (2009). Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia. Jurnal region, 1(3), 1-19.

 

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Nusantarakita.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp “Nusantarakita,id“, dengan cara klik  kemudian ikuti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *