Empat tahun telah berlalu sejak kepergian sosok yang begitu dicintai, panutan umat dan pembimbing ruhani kami, KH. Ihsan Abdurrohman , pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Sentono Agung Darurrohman , Urek-Urek, Gondanglegi, Malang. Namun, meski raganya telah tiada, warisan ilmu, akhlak, dan keteladanan beliau terus hidup dan tumbuh di hati para santri, keluarga, dan masyarakat yang pernah merasakan sentuhan kasih sayangnya.
Haul ke-4 ini bukan sekadar seremonial tahunan. Ia adalah momen sakral di mana cinta para murid dan pecintanya kembali dipertautkan dalam lantunan doa dan kerinduan. Ribuan jamaah memadati pesantren, dari berbagai penjuru, tua muda, santri dan alumni, semua hadir dengan satu niat: mengenang dan mendoakan sang guru mulia.
KH. Ihsan Abdurrohman dikenal sebagai sosok yang penuh kasih, namun tegas dalam prinsip. Beliau tidak hanya mengajarkan kitab-kitab kuning, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan: tawadhu, keikhlasan, dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dari tangan beliau, lahir santri-santri yang kini mengabdi di berbagai medan dakwah, membawa cahaya ilmu yang dulu timba mereka di bawah naungan rindangnya pondok.
Pondok Pesantren Sentono Agung Darurrohman kini tetap berdiri tegak, meneruskan perjuangan sang pendiri. Para penerus beliau melanjutkan estafet dakwah dengan semangat yang sama: mengabdi tanpa pamrih, mendidik dengan cinta.
Dalam haul ke-4 ini, suasana haru membuat setiap sudut pesantren. Lantunan tahlil dan shalawat menggema, menembus langit, seolah mengabarkan kepada arwah sang kyai bahwa cinta para murid tak pernah padam. Di mata para hadirin, KH. Ihsan Abdurrohman bukan hanya seorang guru, melainkan ayah, sahabat, dan pembimbing menuju jalan Allah.
Semoga haul ini menjadi wasilah terkabulnya doa kita semua, dan menjadi bukti bahwa cinta sejati kepada guru tidak pernah hilang oleh waktu. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.
Alfaqier ila rohmati robbuha
Nidya Amin