NUSANTARAKITA.ID – Pemuda adalah pilar masa depan. Namun lebih dari itu, bagi kami, pemuda Ansor adalah garda terdepan penjaga tradisi, penjaga ideologi kebangsaan, sekaligus penggerak perubahan di tengah masyarakat. Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, pemuda tidak cukup hanya bergerak—tetapi harus visioner.
Kepemimpinan yang visioner bukan sekedar soal siapa yang berada di depan, tapi bagaimana seorang pemimpin bisa membaca tantangan zaman, menyusun langkah-langkah strategis, serta membimbing dan merangkul seluruh elemen organisasi menuju tujuan bersama. Bagi saya, kepemimpinan di Ansor harus dibangun di atas prinsip kolektif-kolegial, penuh semangat gotong royong, dan berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Di era digital ini, tantangan pemuda NU tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari mengganggu cara berpikir dan berorganisasi. Maka, transformasi digital dalam tubuh GP Ansor adalah keniscayaan. Kita tidak bisa menolak perubahan, namun kita bisa memanfaatkannya untuk kebaikan. Melalui digitalisasi, kaderisasi bisa diperkuat, komunikasi bisa dipercepat, dan gerakan sosial-keagamaan bisa banyak.
Namun digitalisasi saja tidak cukup. Kemandirian ekonomi kader juga menjadi kebutuhan yang mendesak. Kita tidak ingin kader Ansor hanya semangat dalam barisan, tetapi lemah dalam kehidupan. Maka, penguatan ekonomi kader melalui pengembangan UMKM hingga kolaborasi usaha antar kader harus menjadi agenda nyata. Kader harus kuat secara ideologis dan mandiri secara finansial.
Yang tak kalah penting, seluruh langkah kita harus tetap dalam mencerminkan pengabdian —khidmat kepada para Kiai, Ulama, dan organisasi Nahdlatul Ulama sebagai rumah besar kita. GP Ansor harus terus menjadi penjaga nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin yang diajarkan oleh para muassis NU, serta menjadi pelopor dalam menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah di kalangan pemuda.
Saya percaya, kader-kader Ansor di Gondanglegi memiliki potensi besar. Tugas kita bersama adalah mengelola potensi itu, menyatukannya dalam visi bersama, dan mengarahkannya untuk kemaslahatan umat.
Mari kita jadikan PAC GP Ansor Gondanglegi sebagai ruang pengabdian yang tumbuh, mandiri, responsif, dan modern—namun tetap tawadhu dan patuh di bawah bimbingan para masyayikh.
Oleh: Moch Yunus
(Ketua Calon PAC GP Ansor Gondanglegi)
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi nusantarakita.id
**) Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Nusantarakita.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp “Nusantarakita,id“, dengan cara klik kemudian ikuti.